SepuluhMakanan Khas Sumedang yang Wajib Dicoba. Sumedang merupakan salah satu kabupaten di daerah Jawa Barat yang memiliki banyak potensi kuliner khas, namun belum banyak diketahui masyarakat luas. Selain tahu yang terkenal sebagai komoditas makanan unggulan sekaligus oleh-oleh khas Sumedang, masih banyak .
KabupatenCirebon merupakan pusat industri pembuatan barang mebel furniture dari bahan rotan alam. Cirebon, provinsi Jawa Barat. Lengkap dengan jenis komoditas yang dihasilkan: AMIN -> Blok Danalaya Rt 09/04 Desa Tegalsari Plered, Cirebon, Jawa Barat -> Kursi Rotan Daftar alamat pabrik / perusahaan yang ada di sentra industri rotan di
Cirebonyang terletak di pantai Utara Jawa di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah dahulu merupakan pelabuhan persinggahan kapal, baik dari luar negeri seperti Iran, India, Arab, Eropa, dan Tiongkok (Doellah, 2002) Selain itu, Cirebon juga bertetangga dengan daerah Garut dan Indramayu yang merupakan penghasil batik.
Vay Tiền Nhanh. CIREBON - Pemerintah Kabupaten Cirebon akan menjadikan wilayah Cirebon Timur sebagai kawasan industri, karena wilayah tersebut merupakan daerah tandus dan berada di wilayah jalur pantai laut Cirebon, Imron Rosyadi, mengatakan, progres pencanangan kawasan industri di wilayah timur Cirebon saat ini terus dirancang oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Disperdagin Kabupaten Cirebon."Kami mengajak pengusaha untuk berinvestasi di wilayah Cirebon," kata Imron, Jumat 14/10/2020.Sebelumnya, Kepala Disperindag Kabupaten Cirebon, Deni Agustin, menyebutkan, wilayah Kabupaten Cirebon bagian timur sudah dilirik para pengusaha industri besar. Faktor pendukung investasi di Kabupaten Cirebon wilayah timur saat ini yakni, Bandara Internasional Jawa Barat BIJB Kertajati, Pelabuhan Muara Djati, Tol Cikopo-Palimanan Cipali, PLTU Cirebon, dan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan Cisumdawu."Untuk sarana prasarana, jangan khawatir. Jalan menuju Kabupaten Cirebon memiliki banyak akses. Banyak kemudahan di Cirebon," yang berhasil dihimpun, peruntukan industri menengah dan besar di Kabupaten Cirebon, berada di Ciwaringin, Gempol, Ciwaringin, Arjawinangun, Palimanan, Losari, Pangenan, Gebang, Ciledug, Pabedilan, Depok, dan untuk kawasan industri kecil dan mikro berada di Sedong, Greged, Lemahabang, Astanajapura, Lemahabang, dan Pasaleman. K45 Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini cirebon
› Ekonomi›Kawasan Industri dan Kota Baru... Pengembangan kawasan industri dan kota metropolitan Cirebon-Patimban-Kertajati ditargetkan dimulai pertengahan tahun ini. Pembangunan infrastruktur perlu menjadi prioritas untuk memicu pengembangan kawasan. OlehBM Lukita Grahadyarini 4 menit baca DOKUMENTASI BKIP KEMENHUB Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan sambutan dalam acara Soft Launching dan Pengoperasian Perdana Pelabuhan Internasional Patimban, Subang, Jawa Barat, Minggu 20/12/2020.JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menargetkan pengembangan kawasan industri dan perkotaan baru Rebana Cirebon-Patimban-Kertajati dapat mulai digarap pada Juli 2021. Sebanyak 88 proyek prioritas infrastruktur disiapkan untuk pengembangan kawasan dengan alokasi anggaran senilai Rp 240,75 infrastruktur kawasan Rebana merupakan bagian dari rencana pengembangan kawasan Rebana dan Jawa Barat Jabar bagian selatan. Sebanyak 88 program itu mencakup pembangunan dan peningkatan infrastruktur, seperti transportasi jalan, perhubungan, infrastruktur dasar, listrik, dan sumber daya air. Sementara itu, rencana pengembangan kawasan Jabar bagian selatan meliputi 78 proyek kegiatan, seperti pengembangan infrastruktur, agrobisnis, sektor kelautan, dan pariwisata. Kawasan metropolitan Rebana meliputi tujuh kabupaten dan kota, yaitu Kabupaten Subang, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Cirebon, serta kawasan pendukung Kota Cirebon dan Kabupaten Kuningan. Adapun kawasan Jabar bagian selatan meliputi Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, dan Kabupaten industri Rebana direncanakan terdiri dari 13 kawasan peruntukan industri KPI, tersebar di Kabupaten Majalengka, Subang, Indramayu, Cirebon, dan Sumedang, serta Kabupaten Kuningan dan Kota Cirebon sebagai kawasan PEMPROV JABAR Konektivitas di kawasan ekonomi baru Rebana Deputi Infrastruktur Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Djoko Hartoyo di Jakarta, Senin 7/6/2021, mengemukakan, penyusunan rancangan peraturan presiden terkait kawasan Rebana dan Jawa Barat bagian selatan telah masuk tahap finalisasi dan pengesahannya diharapkan bulan Juni 2021. Dengan demikian, proyek pembangunan kawasan Rebana dan Jabar bagian selatan dapat dimulai Juli 2021.”Peraturan presiden kini ditunggu sebagai dasar hukum pengembangan kawasan Rebana dan Jabar bagian selatan. Kalau perpres selesai bulan Juni, Juli dapat dimulai persiapan untuk pembangunan kawasan,” kata 88 proyek pengembangan kawasan industri dan perkotaan baru Rebana terbagi dalam dua fase prioritas. Program prioritas satu meliputi 41 proyek senilai Rp 58,11 triliun yang ditargetkan tuntas pada triwulan III Juli-September 2024. Sementara program prioritas dua sebanyak 47 proyek senilai Rp 182,64 triliun ditargetkan selesai hingga juga Pemprov Jabar Berharap Pelabuhan Patimban Terkoneksi dengan Metropolitan RebanaPembangunan proyek infrastruktur di antaranya akses Tol Cipali Kilometer 89 ke Pelabuhan Patimban Subang sepanjang 37,5 kilometer, penyelesaian Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan Cisumdawu, serta akses jalan Cisumdawu-Bandara Internasional Kertajati. Untuk transportasi darat, di antaranya reaktivasi rel Kereta Api itu, pembangunan beberapa waduk baru dan rehabilitasi waduk. Pengembangan kawasan terintegrasi itu akan melibatkan kolaborasi pemerintah pusat dan daerah, termasuk dukungan anggaran dari APBN, APBD, BUMN, BUMD, dan sektor swasta.”Sampai tahun 2022, kita fokus pada persiapan. Selama ini, masalah utama proyek infrastruktur adalah lahan. Ini akan menjadi perhatian utama,” lanjut rapat terbatas pada 29 Maret 2021, Presiden Joko Widodo memberikan arahan untuk memperhatikan pembangunan kawasan industri dan kawasan perkotaan baru Rebana Cirebon-Patimban-Kertajati Metropolitan yang terkoneksi dengan Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati. Pengembangan kawasan Rebana dan kawasan Jawa Barat bagian selatan bertujuan mengurangi tingkat disparitas antarwilayah di Jawa kawasan industri di koridor Cikampek-Palimanan memiliki potensi besar ke depan sejalan dengan kondisi kawasan industri Karawang-Bekasi yang mulai terpisah, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Bidang Pengembangan Kawasan Ekonomi Sanny Iskandar mengemukakan, pengembangan kawasan industri di koridor Cikampek-Palimanan memiliki potensi besar ke depan sejalan dengan kondisi kawasan industri Karawang-Bekasi yang mulai jenuh. Pengembangan kawasan industri dinilai akan mendukung program hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah produk bahan baku serta ekspor.”Kawasan industri dan metropolitan Rebana diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya di Jawa Barat sisi timur utara yang selama ini belum berkembang,” kata Sanny yang juga Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri berharap rencana pengembangan kawasan tersebut digarap serius dengan ditopang oleh kelengkapan infrastruktur serta akses ke Bandara Internasional Kertajati dan Pelabuhan Patimban. Selain itu, penyelesaian aturan tata ruang untuk memberikan kepastian investasi bagi pengembang kawasan BKIP KEMENHUB Soft Launching dan Pengoperasian Perdana Pelabuhan Internasional Patimban, Subang, Jawa Barat, Minggu 20/12/2020. Dalam acara tersebut, Presiden Joko Widodo turut menyaksikan proses pengangkutan 140 unit kendaraan ke dalam kapal MV Suzuka Express milik PT Toyofuji Shipping Co, Ltd, yang akan diekspor menuju Brunei juga Harapan dari Kawasan IndustriDirector Industrial and Logistics Services Colliers International Indonesia Rivan Munansa berpendapat, kawasan Rebana memiliki potensi besar untuk pengembangan industri dengan ditunjang oleh akses Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati. Harga lahan di kawasan itu juga lebih murah hampir 30 persen jika dibandingkan lahan di kawasan industri kawasan industri Rebana diproyeksikan mengarah pada industri sehingga memerlukan kesiapan teknologi pendukung berbasis digital. Koloni baru industri yang berpotensi dikembangkan antara lain kendaraan listrik. Namun, pengembangan kawasan industri sangat bergantung pada kesiapan infrastruktur dan industri dan perkotaan terintegrasi, antara lain, tengah digarap PT Suryacipta Swadaya Suryacipta, yakni Subang Smartpolitan Subang di area hektar. Sementara itu, beberapa pengembang kawasan industri juga mulai menjajaki pembangunan ataupun perluasan kawasan industri di koridor tersebut.”Ini seperti telur dan ayam. Beberapa investor mulai menjajaki pembangunan kawasan industri, tetapi masih menunggu kejelasan tata ruang, regulasi, infrastruktur, dan kondisi ekonomi. Kuncinya di pemerintah, jika cepat mendorong pembangunan infrastruktur, maka menarik investor dan kawasan lebih cepat terbangun,” kata Kepala Bappeda Jawa Barat Ferry Sofwan Arif, penajaman program kegiatan yang dikategorikan sebagai prioritas satu diperlukan untuk mempertegas pembagian tugas dan anggaran antara pemerintah pusat dan daerah.”Ini penting agar setelah rancangan perpres disetujui dan ditandatangani Presiden, pembagian tugas punya kekuatan dalam implementasinya,” ujarnya, dalam siaran pers, akhir pekan lalu.
Yasin Habibi/Republika Sebagai negara yang terletak di garis khatulistiwa, Indonesia memiliki hutan tropis yang sangat subur. Salah satu yang banyak tumbuh di hutan tropis Indonesia adalah rotan. Bahkan, hampir 90 persen rotan dunia tumbuh di Indonesia. Tak ayal, rotan menjadi sumber kehidupan banyak masyarakat Indonesia, seperti di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Selain terkenal dengan udang dan batik Trusminya, wilayah timur Jawa Barat ini merupakan pusat industri rotan Indonesia. Berada di Desa Tegalwangi, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, terdapat Kampung Wisata Rotan Galmantro. Di kampung ini, hampir setiap warga bekerja sebagai perajin rotan. Ketua Forum Kolaborasi Rotan Galmantro sekaligus penggagas Kampung Wisata Galmantro, Sumartja mengatakan, dari 10 ribu penduduk yang tinggal di Tegalwang, sebanyak 90 persennya bekerja di industri rotan. Kebanyakan dari mereka merupakan perajin kecil yang tergabung dalam subsektor. Mereka mengolah bahan baku menjadi produk setengah jadi untuk dikirim ke perusahaan besar. Di perusahaan itu, produk dikumpulkan untuk kemudian dilakukan prosesfinishing. Produksi para perajin sesuai permintaan perusahaan sebab perusahaanlah yang bertugas menjual dan mencari pembeli. "Ketika ada pesanan, eksportir atau perusahaan minta ke perajin untuk produksi," kata dia kepada Republika saat berkunjung ke Cirebon, Senin 14/11. Semua proses produksi di sentra ini merupakan buatan tangan atau handmade. Mulai dari pengolahan bahan baku, pemotongan bahan, pembentukan pola, penyatuan pola/rangka, perakitan rangka, hingga dekorasi. Salah satu perusahaan besar di Cirebon yang juga menjadi tempat penyelesaian hasil produksi para perajin adalah PT Danindo Jensen, mampu mengirim 7 hingga 10 kontainer per bulan senilai 15 ribu dolar AS Rp 201 miliar hingga 28 ribu dolar AS Rp 375,2 miliar. Produk tersebut dihasilkan 100 perajin di pabriknya dan 20 perajin lain yang merupakan subsektor. Manajer sekaligus istri pemilik perusahaan tersebut, Viverina Lubis mengungkapkan, tidak mudah menjaga industri rotan untuk tetap bertahan. Dia menceritakan, sekitar tahun 2005, industri rotan Cirebon sempat mengalami kelesuan dengan ketatnya persaingan pasar dengan Cina dan Vietnam. Kelesuan kala itu juga diakibatkan kelangkaan bahan baku rotan karena banyak bahan mentah yang diekspor. Namun, pemerintah mengambil sikap melalui penetapan Peraturan Menteri Perdagangan Permendag Nomor 35 tahun 2011 yang intinya melarang ekspor bahan baku rotan. Saat itu, menurut dia, Cina muncul dengan produk poli rotan rotan dari plastik dengan harga yang lebih murah. Beberapa produsen usaha rotan di Cirebon akhirnya mengalami penurunan produksi. Bahkan, sekitar 70 persen produsen mengalami kebangkrutan. Namun, saat ini pasar mulai jenuh terhadap poli rotan karena kualitasnya yang buruk. "Orang mulai bosan dan kembali ke natural rotan," kata ibu dari aktris Olivia Jensen tersebut. Sementara itu, pabrik besar lainnya, yakni PT Balagi Rattan bahkan, bisa mengirim 15 hingga 20 kontainer per bulan. Hal ini menunjukkan kembali menggeliatnya industri rotan di Cirebon. Kondisi itu juga membuat program kerja sama dengan Uni Eropa Promoting Sustainable Consumption and Production Eco Friendly Rattan Products Prospect berjalan mulus. Program yang dibuat 2013 lalu itu menggaungkan penggunaan rotan ramah lingkungan Indonesia. Rotan merupakan jenis tumbuhan dari keluarga Palm dan memiliki sekitar 600 jenis spesies yang ada di setiap hutan tropis dunia, seperti Afrika, Asia, dan Australia. Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, dan Papua menjadi daerah penghasil rotan di Indonesia. Ketua Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil PUPUK Suratman mengatakan, dengan menggeliatnya industri rotan di Indonesia akan menyadarkan kebutuhan bahan baku rotan berkualitas. Sebab, rotan hanya tumbuh di hutan tropis. Itu artinya, akan lebih banyak hutan tropis yang dijaga di Indonesia demi mendapatkan rotan yang baik. "Jadi, akan lebih banyak hutan tropis di Indonesia," ujar dia. Penggunaan rotan sebagai bahan baku furnitur dianggap jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan menggunakan kayu. Ini lantaran rotan termasuk tumbuhan merambat yang membutuhkan pohon-pohon sebagai pijakan. Untuk mengambil rotan, petani hanya akan menebang rotan dan menjaga pohon-pohon pijakannya tetap tumbuh. Sedangkan, untuk rotan jenis berumpun akan tumbuh kembali setelah ditebang layaknya rumput. Rotan jenis tunggal akan mati setelah ditebang tapi bisa tumbuh melalui biji rotan. Sementara, kayu perlu waktu lama untuk kembali mendapatkan pohon yang besar. Legenda Cirebon menjelma menjadi salah satu pusat industri rotan, padahal tidak ada tumbuhan rotan di wilayah ini. Sumartja menjelaskan sebuah legenda yang lekat dengan industri rotan di kawasan tersebut. Dahulu, tahun 1500-an, menurut dia, seorang wanita di desa tersebut bernama Nyimas Sumantra memiliki kecantikan luar biasa. Hal itu membuat nama Nyimas dan wilayah tersebut tersohor. "Banyak lelaki yang datang meminang termasuk Pangeran Kejaksan," kata dia berkisah. Saat melamar Nyimas Sumantra, Pangeran Kejaksan membawa sekian banyak rotan. Nyimas pun menghitung jumlah rotan yang dibawa Pangeran Kejaksan. "Saya lupa jumlahnya, tapi rotan itu kurang satu," kata dia. Pangeran pun menyusuri kembali jalan yang dilalui dan menemukan satu rotan yang terjatuh. Sayangnya, rotan tersebut telah berakar dan tidak bisa dibawa ke hadapan Nyimas Sumantra. Lamaran Pangeran Kejaksan pun sama seperti lelaki lainnya, ditolak. Kendati demikian, Pengeran Kejaksan tidak membawa kembali rotannya dan meninggalkan rotan. "Untuk kehidupan anak cucu panjenengan," ujar Sumartja menirukan ucapan Pangeran Kejaksan. Sejak itu, penduduk Cirebon mulai bergerak menjadi perajin industri rotan dan kemampuan tersebut terkenal turun temurun. Oleh Melisa Riska Putri, ed Satria Kartika Yudha Ekspor Furnitur Negara ASEAN 2015 Negara Nilai Vietnam 6,9 juta dolar AS Malaysia 2,4 juta dolar AS Indonesia 1,9 juta dolar AS Filipina 1,7 juta dolar AS Singapura 1,6 juta dolar AS Eksportir furnitur dunia di urutan pertama adalah Cina, sementara Indonesia berada di urutan ke-17. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
cirebon jawa barat merupakan daerah sentra industri